Hobi-hobi yang digelutinya, membuatnya menjadi istri Bupati yang berbeda. Salah satu hobi uniknya adalah menjahit pakaian. Sebagai Istri orang nomor satu di Siak tentunya cukup mengesankan ketika pakaian yang Ia kenakan saat menghadiri undangan, atau menjamu kolega dari luar Siak, yang Ia pakai adalah pakaian hasil karyanya sendiri.
Memang, jika ada waktu luang, ibu dari (berpa orang anak ini) akan memanfaatkan dengan membuat helaian kain yang disulap menjadi baju. Dalam sehari Misnarni bisa membuat baju hingga dua helai. Kini koleksi baju hasil karyanya sudah mencapai ratusan. Mengesankan bukan? Disaat kebiasaan para petinggi menggunakan wardrobe ternama, Ia malah memilih membuat sendiri pakaian yang dikenakannya.
Meski hari-hari yang dilaluinya terbilang sibuk, Misnarni tidak lantas menyerahkan semua urusan kepada asisten atau pembantu-pembantunya. Dalam urusan masak misalnya, Ia akan turun langsung memasak di dapur demi menyiapkan jamuan untuk tamu-tamu suaminya. Biasanya baik acara kecil maupun besar Ia memilih untuk memasak dirumah ketimbang harus menyerahkannya kepada jasa katring. Dan tentu saja makanan khas siak menjadi andalannya.
Keahlian lain selain menjahit dan memasak, Ibu yang hobi bermain volley dan tenis ini juga ahli dalam membuat pernak-pernik handmade. Hasil karyanya antara lain pernak-pernik tutup toples, tempat gelas, tempat handphone, anyaman, sulaman, dan berbagai hasil kerajinan lainnya.
Melalui PKK, biasanya Misnarni terjun langsung untuk mengajar perempuan-perempuan di Kabupaten Siak membuat pernak-pernik handmade. Bukan hanya ibu-ibu PKK saja, Ia juga sering mengisi pelatihan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan, serta memberikan pelatihan untuk perempuan yang menderita kekurangan fisik.
Hasil kerajinan tersebut bahkan sudah dipamerkan dalam bazar yang digelar sebagai produk unggulan dari kerajinan masyarakat yang di bina oleh Dekranasda Kabupaten Siak.
Bukan tanpa alasan baginya menularkan hobi ini ke masyarakat. Menurutnya bila suatu karya bisa dihargai, maka hasil karya ini akan bernilai ekonomis. Jika sudah bernilai ekonomis, sudah tentu berdampak pada peningkatan pendapatan keluarga.
Hal ini tentu sejalan dengan tujuan pemerintahan dari sang suami, terkait kesejahteraan masyarakat. Jika dirinya berhasil menciptakan kesejahteraan keluarga melalui keahlian ibu-ibu, sudah barang tentu akan terjadi peningkatan pada ekonomi keluarga dan masyarakat. Dan apa yang menjadi visi sang suami terkait peningkatan kesejahteraan, dapat diraih melalui usahanya membangun kemandirian wanita.
Memikirkan keluarga, hobi, dan masyarakat, rangkaian kegiatan itu sejalan beriringan tanpa membebani dirinya. Bagi Ibu berparas ayu ini, mengatur waktu merupakan hal penting agar semuanya terstruktur dan berjalan sesuai diinginkannya. Pada akhirnya perempuan memang dituntut untuk pintar-pintar membagi waktu antara kehidupan pribadi, keluarga dan sosialnya.***
Artikel Terkait